Symphony Spectrum (psycho-cyberlife) hidup dengan keberagaman yang indah

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

MEmbuat SYAIR…?



Mungkinkah aku harus memikirnya…?

Jika hal itu membuatku resah.. <>

Mengapa aku harus berat memikirkannya

Jika hal itu bisa dibuat ringan..! <>

Alampun berjalan begitu tenang.

Harmoni Air sungai pun mengalir dengan tenang..

Matahari pun juga tenggelam dengan tenang…

lalu untuk apa aku harus gelisah.? <>

Melihat, mendengar, dan merasakan angin,

Mungkinkah..?

Ha..ha ha

Dia begitu merdu dan lembut untuk mengungkapkan pesan cintanya. <>

Jika kali ini aku jatuh cinta.

Kenapa aku harus resah dan gelisah sekarang.?

Zenu, al-munawaroh, 10 Januari 2010

Inspired SEDONA Methode

Hello my friend, apakah kabar anda begitu luar biasa hari ini..?

Saya harap seperti itu..! he he he,

Kawan,

Bisakah anda membuat bait-bait syair yang indah..? apakah itu sulit..? tuh… iya kan sulit..!

SEMAKIN……. DIPIKIR………. SEMAKIN …….SULIT……

Mengapa sulit..? karena kita memikirkannya..? lho eh.. apa nggak salah nih saya menuliskan ini..?

Ha ha ha, apakah anda pernah mengalami hal yang sama seperti saya..? ya, saya bukanlah seorang pujangga, begitu pula background saya pun bukan kesenian, saya lebih tertarik thd hal-hal yang berbau psikologi! He he, walaupun saya juga suka seni! Jadi harap maklum syair yang diatas ya..?

“Lha terus apa ne kalau tidak dipikirkan..?”, “Ya tidak usah dipkirkan..?”

“loh kalau tidak dipikirkan bagaimana membuat syairnya..?”

Ha ha, inilah maksud saya menuliskan ini..!


Silahkan diselami

Bekerja tanpa Berfikir,

Kalau kita jeli, kata kuncinya sebenarnya adalah mau apa tidak..? tertarik apa tidak? Bisa apa tidak..? kunci fundamental inilah yang dapat mengarahkan atau menggunakan beberapa latihan membuat syair apa tidak..? he he he

Lalu bagaiman jika anda tidak berbakat dalam membuat syair seperti saya.?

Saya memang tidak berbakat bahkan dibilang tidak mempunyai jiwa seni dalam bersyair. Jika dibandingkan temen-temen dari www.airsurga.blogspot.com saya tidaklah ada apa-apanya,

Oh ya, Bagi anda yang suka dan ingin berkontribusi, atau yang punya cukup skill dalam bersyair silahkan untuk mengunjungi blog yang dimoderatori teman saya. Nurul Habaib.

LANJUT =========

Lalu apa hubungan psikologi dengan bersyair..?

Baik Saya akan memulainya dengan:

Otak kita bekerja dengan sangat cepat

Can you imagine, Jika tiba-tiba sekarang didepan anda ada seorang wanita yang cantik, seksi abis, montok, bahenol, hot, pokoknya mantap deh…! Saya berani bertaruh, laki-laki manapun yang normal, bahkan yang paling kuat konsentrasinya, akan terhipnotis olehnya jika tiba-tiba berdiri seorang wanita cantik dengan baju mininya. Jelas lidah kelu kan..? (kadangpun saya mendamba-damba kan, mendapatkan kesempatan duduk bersama dalam kendaraan umum seperti bus umum atau kereta api. He he he)

Jika seandainya anda tiba-tiba kaget dan setelah itu takut dengan seorang wanita. Kejadiannya pun sangat cepat. Jika timing yang tepat otak kita bisa merekam kejadian itu dengan sangat cepat dan mengingatnya dengan sangat lama, dari kejadian ini berarti jika timing yang tepat pula kita pun juga bisa membuangnya dengan cepat, kan?

Well, saya tidak ingin menilai ataupun membenarkan pendapat umum itu, namun dalam the underlying principles itu. Saya ingin mengulas dari perspektif lain….

Untuk itu, anda melakukan..!

Diam

Ya, diam adalah kenikmatan tersendiri bagi kebanyakan orang, jika orang telah melakukan kegiatan rutin mereka, dari bangun pagi sampai tidur lagi pada malamnya. Luangkan waktu sejenak untuk diam. Diam ya diam tidak perlu penjelasan lagi lho, hati/ alam bawah sadar anda akan mengetahuinya kok..! maka setelah itu,

berDialog Dengan Sang Batin

Hanya dengan berdiam diri, akan memfungsikan batin kita untuk mengutarakan hal-hal yang ada dalam diri. Hati-hati bisa saja suara yang akan muncul bukan sara hati, tapi suara setan! Karena itu diperlukan latihan yang sering guna mengenali dan memprediksi jenis suara-suara dalam diri!

Selesaikan secepat mungkin

Setelah itu adalah mencari sebuah stimulus, tentang apa saja yang membuat anda santai, bisa juga memikirkan pacar anda atau orang yang anda kasihi, maka akan munculah kata kata indah tentang romansa, atau pula memikirkan kehidupan anda, maka muncullah kata-kata yang berbau filosofis. (saya rasa konsep kerja para filsuf juga spt itu).

Jika tiba-tiba ada ide yang muncul ataupun terlintas dalam kepala, maka hal itu akan saya catat (kalau pas agak malas) atau mengerjakanya sampai selesai (kalau pas semangat) he he.

Saya rasa hanya itu triknya tidak usah mengunakan belahan otak kiri yang senang menganalisa, gunakan saja otak kanan anda untuk berjalan-jalan menyelaminya., langsung tulis saja, sampai terasa cukup atau dirasa selesai. Tidak perlu untuk dibaca dulu, setelah selesai , baru gunakan otak kiri untuk menganalisa.

Menikmati… Hanya menikmati…

Jika sudah, anda hanya perlu menikmati karya anda itu, biarkan RASA yang menggerakkan PIKIRAN anda. Tidak usah cemas kan..? toh hanya latihan saja..!

Jika latihan saja berbuah sesuatu yang indah, apalagi jika dilakukan dengan lebih sengaja. right..?

Jadi kembali ke awal Kata kuncinya adalah: lakukan dengan cepat, mengapa cepat..? kan kita nggak mikir, ?

Jika berfikir membuat anda resah, gelisah, bingung. Mending bekerja tapi nggak mikir kan..?

Klop dah dengan pertanyaan yang awal tadi..! he he he

Salam senang selalu,

aku sedih,………. aku marah,……..

aku sebel,…… …. aku gelisah, ……

aku resah, ………. aku sakit hati, ……..

aku putus asa,…… aku depresi,…….

aku stress……….. aku geram……..

huffh…. Kenapa banyak sekali….?

He he he…


Aku sadar sekarang, ternyata aku bukan itu semua….

Aku adalah aku, bukan emosiku….!

Kediri, 11 Januari 2010

ze_sho@yahoo.co.id

zhi / zen


Behavior of Resilient



PSYCHOLOGY AND RESILIENT
Melihat, memilah dan mengamati suatu masalah dengan elegan
oleh: zen

Janganlah kau jadi orang keras,
Karena kau akan mudah dipatahkan.
Janganlah kau jadi orang lemah,
Karena kau akan mudah dihancurkan.

Lalu apa..?

Abstraksi:
Ketika kita melihat perjalanan sejarah ilmu perkembangan, setidaknya tercatat beberapa teori besar tentang perkembangan telah dapat membawa pengikut yang cukup fanatic tentang adanya perkembangan manusia ini, banyak sekali perbedaan pendapat tentang adanya factor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan manusia baik segi fisik maupun segi psikologik. Teori-teori tersebut antara lain:




Teori nativisme, menyebutkan bahwa dasar atau watak manusia diatur dan ditentukan oleh alam semesta pada saat lahir, factor-faktor nativus (keturunan) yang merupakan factor bawaan yang dibawa oleh individu sejak ia lahir, sehingga nasib pun bisa kita atur dengan adanya teori ini, kurang lebih seperti itulah yang dikemukakan oleh Schopenhauer.

Teori Empirisme, John Locke menyatkan bahwa perkembangan seorang individu akan ditentukan oleh lingkungan atau pengalaman-pengalaman yang diperoleh individu selama menjalani kehidupanya. Bila disimpulkan pendidikanlah yang akan membawa nasib manusia untuk ke depanya.

Teori konvergensi ,William stearn meyatakan bahwa perkembangan seorang individu tidak hanya di tentukan oleh nativisme dan empirisme saja melainkan ke dua factor tersebut yang saling berkaitan(mempengaruhi)

Terlepas dari pengertian toeri ini, paling tidak teori-teori ini saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Teori nativisme sangat menitikberatkan bahwa proses perkembangan individu ditentukan oleh segi keturunan atau pembawaan saat individu itu lahir, sebaliknya teori empirisme sangat menitikberatkan empirisme (lingkungan), keduanya merupakan teori yang sangat berentangan. Namun ada teori yang mempersatukan kedua aliran tersebut.

Dari contoh diatas, kita boleh dan sah-sah saja percaya dengan adanya teori-teori diatas, kitapun juga boleh memilih teori mana yang bisa kita jadikan pandangan atau dasar hidup kita, baik teori nativis,empirisme atau konvergensi karena teori-teori tersebut cukup banyak bukti yang menandakan kebenaran dari teori-teori itu..

Lalu pertanyaanya "apakah teori-teori ini cukup untuk dapat menjadi dasar keyakinan untuk membawa hidup kita lebih nyaman..?" "bukankah pada dasarnya salah satu kebutuhan manusia adalah need of free of failure (bebas dari kesengsaraan).?"

Terlepas dari perdebatan yang panjang guna untuk menentukan apa yang mempengaruhi manusia, kita juga harus pandai-pandai dalam melihat tentang bukti-bukti yang tidak mendukung dari teori-teori di atas.

Sering juga kita menjumpai beberapa orang yang masih terlalu fanatic terhadap salah satu pendapat dari teori perkembangan tersebut, seperti halnya Palmistry, Zodiak, fisiognomi, dll.tanpa adanya melihat teori yang satunya.


PENTINGNYA FLEXIBELITAS

Pada dasarnya Psikologi menganjurkan kita untuk meyakini sepenuh hati dari beberapa hal yang kita buat sebagai patokan dalam hidup agar hdup ini menjadi penuh kesenangan dan kebahagiaan. Dan kita dituntut untuk selalu se-flexible (resilient) mungkin agar dapat melihat, memilah dan memilih dari suatu pandangan hidup yang akan kita isi ke alam bawah sadar kita.?

Contoh kecilnya, Jika kita hanya terpaku pada salah satu dari masalah yang ada maka kita dengan sendirinya akan kehilangan energi guna untuk meratapi masalah yang terjadi, jika ini terus berlanjut maka kita bisa saja depresi bahkan sampai yang lebih fatal, kita bisa "GILA".

Melihat, memilah, dan mengamati dari salah satu yang ada, bukanlah sebuah solusi satu-satunya yang bisa dicapai oleh tiap individu. Masih banyak penyelesaian yang asertif yang bisa kita gunakan, guna untuk kita lihat dan kritisi dari berbagai pandangan agar energi kita tidak habis untuk memikirkan masalah atau kejadian yang ada. Jika terus berlanjut hanya untuk berlama-lama meratapi masalah tanpa adanya pkiran jernih, maka sesungguhnya kita sedang menghabiskan energi untuk melihat dengan sebelah mata suatu masalah dan hanya memperbesar masalah untuk hanyut kedalam masalah itu. Arah pikiran kita selalu mengikuti apa yang kita fokuskan saat itu, jika kita bisa melihat dua posisi yang ditawarkan kenapa kita harus memilih salah satu..?

Riset menunjukkan, dengan bertambahnya control dan kesiapan, kita akan semakin fleksibel (resilient). Maksudnya, semakin luwes dalam beradaptasi dengan suatu situasi yang menantang. Mengembalikan diri dari posisi yang netral merupakan inti dari ajaran psikologi.

Kebanyakan dari contoh problema-problema kehidupan yang dialami seseorang mereka terjebak dalam suatu pikiran yang sempit, sehingga dirinya seakan-akan tidak punya pilihan untuk bertindak dan memilih dengan tepat.seolah-olah tidak ada pilihan dan hanya kemungkinan reaksi saja.

Berdasarkan apa yang sudah saya pahami (dan masih banyak yang harus saya pahami) bahwa psikologi telah mengajarkan kepada kita untuk mengharmonisasi suatu problema dalam hidup dengan attitude "behavior flexibility".

Nobody Perfect in The World,


(kalimat tawadhu untuk hidup lebih bermakna)
(Sebuah Kajian psikologis dalam uncoscious mind)


Sewaktu penulis nyantri di AL-amien Sumenep Madura, wise word( kalimat bijak) ini begitu akrab didengar, ataupun dilihat oleh penulis, dalam acara muhadharah (pidato) yang dilaksanakan oleh pondok misalnya, semua dianjurkan untuk menggunakan wise word ini baik dalam khotbah atau ceramah-ceramah dalam penutupanya. Makna dari kalimat ini sangatlah dalam, saya sedikit susah untuk menjelaskannya, tapi yang jelas pernyataan dari wise word ini memberitahukan bahwa kita harus selalu tawadhu (merendah diri).



Dalam konvesional psiko-analis Sigmund Freud, bahwa secara struktural berpikir, otak dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yakni:

pikiran sadar (conscious mind),

dan pikiran bawah sadar (unconscious mind).

Pikiran Sadar adalah adalah apa yang anda dan rasakan saat ini. Pikiran Bawah Sadar adalah pikiran yang tidak muncul saat ini, seperti halnya ketika anda membaca tulisan ini, Semua pencurahan perhatian dan pikiran yang anda digunakan untuk memahami makna tulisan ini adalah Pikiran Sadar anda; sedangkan semua pikiran lainnya yang tidak muncul pada saat Anda membaca tulisan ini disebut Pikiran Bawah Sadar. Misalnya, seperti warna baju anda, pekerjaan, janji kencan dengan pacar, hutang anda (maybe...he..he ), akan segera terlupakan sesaat (hanya saat) ketika membaca tulisan ini, itulah pikiran bawah sadar. Singkatnya, Pikiran bawah sadar memiliki potensi yang amat besar dalam hal menempatkan suatu pengetahuan dan ketrampilan, bahkan jauh besar daripada kemampuan pikiran sadar.
Bila dilihat prosentasenya ,menurut psikolog ternama Tahun 1956 dari universitas Harvard, George A. Miller, pikiran sadar mampu menyerap jauh lebih kecil (12 persen) dibandingkan PBS (88 persen). Apa yang tersimpan dalam otak kita jauh lebih banyak dari pada apa yang kita gunakan saat ini.
Coolinng Wood (2005) menggambarkan hubungan antara Pikiran Sadar dengan Pikiran Bawah Sadar, ibarat sebuah ruangan gelap dan lampu senter. Sebuah ruangan gelap ibarat Pikiran Bawah Sadar; lampu senter (alat) sebagai Pikiran Sadar. Bila Anda masuk ke ruangan gelap tanpa alat bantu senter Anda akan terjebak dan tidak mampu menggambarkan isi keseluruhan ruangan tersebut. Berbeda dengan bila Anda menggunakan alat bantu senter, Anda tidak akan terjebak dan segera mendapatkan bentuk dan deskripsi ruangan tersebut.
Baik pikiran sadar atau pikiran bawah sadar, mekanisme kerja keduanya saling menggantikan, jika pikiran sadar aktif, maka pikiran bawah sadar harus dinonaktifkan, begitu pula sebaliknya, selalu mengisi mana yang bekerja dan mana yang harus dinonaktifkan. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar sama-sama mempunyai sisi positif ataupun negaif, jika kita terampil dalam mengelolanya insya Allah dijamin kita dapat menjalani hidup dengan nyaman. Saya ambil contoh kecilnya, seperti kita sedang sholat, pikiran bawah sadar kita tidak boleh menginterupsi, jika kita biarkan maka kosentrasi kita akan buyar (sholatnya nggak khusyuk). Yang sering juga dalam perkuliahan ketika asyik mendengarkan pemaparan dari dosen tiba-tiba pikiran melayang (ingat janji dengan pacar lah, hutang, masalah tugas, dll) sebagai hasil interupsi dari pikiran bawah sadar. Bila Anda belum terampil mengendalikan sang interuptor tadi, tidak saja Anda menjadi sulit berkonsentrasi tetapi bisa fatal dalam menjalani hidup.

Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, tidak ada di dunia ini manusia yang selalu benar.
Sungguh ruh dari kalimat ini benar-benar menyentuh , mungkin kita adakalanya benar dalam mengolah informasi conscious mind (pikiran sadar), tapi bagaimana dengan informasi yang didalam unconscious mind..? boleh jadi seseorang bangga dengan potensi yang dimilikinya (keintelektualan, kekayaan, pangkat, dll) dari hasil kerja sebuah pikiran sadarnya. tapi sehebat apapun seseorang itu, sungguh masih lemah dan lengah oleh sang interuptor yang bersumber dari pikiran bawah sadarnya. bisa jadi ketika seorang yang dibakar cemburu karena pujaan hatinya jalan dengan orang lain, karena pikiran bawah sadarnya mengatakan bahwa jalan dengan orang lain adalah kesalahan, bisa-bisa persoalan yang semestinya bisa dibicarakan baik-baik menjadi baku hantam yang tidak kita inginkan semua (badan sakit semua capek lagi) padahal sang pacar lagi jalan-jalan sama kakaknya.(gedubrakkkk)
Berapa lamakah kita dapat menggunakan pikiran sadar kita? Sang interuptor bisa datang setiap saat.
Pikiran Sadar kita tidak akan mampu mengunci rapat-rapat Pikiran bawah sadar untuk tidak menjadi interuptor. Ketidakmampuan dalam mengelola sang interuptor dalam bahasa kerennya adalah khilaf. Semua itu bisa terjadi bila sang interuptor yang berasal dari pikiran bawah sadar tidak bisa dikendalikan dan dikelola secara baik.

Barangkali itulah secara neurologis mengapa para founding father kalimat bijak ini dengan sangat bijak menganjurkan supaya kita senantiasa bertawadhu (merendah diri). Paling tidak agar kita tidak lupa atau khilaf, yang menunjukkan kita tidak ada apa-apanya dengan alam semesta ini. Hanya dengan tawadhu dan berdoa hidup lebih akan lebih bermakna dan terhindar dari kesombongan intektual.

Sampai di sini saya ingin mengatakan bahwa tawadhu dan berdo’a adalah cara terbaik agar kita tidak mudah lengah dan hanyut oleh interuptor. Entah anda tawadhu dan berdo`a atau tidak Tuhan tidak dirugikan oleh umatnya, tapi anda sendirilah yang rugi, bisa jadi anda akan dibenci oleh sosial. Manusia diberi sifat lupa, lengah dan khilaf. Maka berdo’alah kepada Tuhan agar sifat lupa, lengah, dan khilaf tidak menjebak diri kita. Dan tawadhu (merendah diri) adalah satu-satunya ikhtiar kita.
Tawdhu adalah ikhtiar kita dalam conscious mind yang dalam yakni emotional sedangkan doa adalah ikhtiar kita dalam unconscious mind yang paling dalam yakni spritual.

Semoga apa yang kita kerjakan dan apa yang akan kita kerjakan menjadi manfaat bagi orang lain dan mendapatkan pahala-NYA.

Mengambil kata bijak dari seorang ustad di Pare-Kediri (ust. Salman) sewaktu penulis juga nyantri di Al Farisi,beliau berkata:

“orang yang bingung lalu bertanya adalah lebih sulit dari pada menjawab”
Kesimpulaya: Orang bingung lalu bertanya, kategorinya adalah dia setengah paham atau setengah tidak, dan sebaliknya orang diam bisa dikategorikan benar-benar paham atau benar-benar tidak paham (lebih sulit untuk ditebak).

Mari kita berbagi manfaat dalam kasus ini, mohon untuk menuliskan pendapat atau komentar anda semua, dengan sopan tentunya.!
Seperti judul diatas Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini,

Saya al fakir dan dhoif

zen naqsyal

Mencari Soulmate dengan Hati



Oleh: zen naqsyal el-haq

>Setiap dari diri kita pastilah membutuhkan sebuah keajaiban yang besar dalam setiap detik hidup, jika kita menilik pada golongan tertentu, manusia merasa bahwa sebuah keajaiban haruslah dicari sendiri, tapi untuk golongan yang religius, memproklamirkan bahwa selain manusia berusaha haruslah juga mengutamakan doa`nya, jadi selain bekerja keras dalam level fisik (surface) manusia juga harus bekerja keras dalam level hatinya (deep).



Hmm.. tapi aneh dan nyatanya dari sini ada satu titik kesepakatan dari fenomena ini, bahwa manusia selalu rindu akan adanya sesuatu yang tidak bisa diungkapkan namun mereka bisa merasakannya, yach.. rasanya ada yang hilang dari manusia itu sendiri atau yang sering kita sebut dengan soulmate (belahan jiwa). Dari sini manusia (kita) mencoba bervisualisasi jika sudah menemukan belahan jiwanya, hidup akan terasa indah, nyaman, tenang dan bahagia, dan secara otomatis hidup akan mudah untuk dijalani ke depan.

Saya sendiri juga kurang tahu bagaimana untuk menemukan belahan jiwa kita, namun yang jelas dari sekian banyak kejadian kesemuanya bersepakat bahwa belahan jiwa adalah apa yang bisa kita rasakan enak, nyambung, berperasaan sama, yang mampu mengisi apa yang kurang dari diri kita.yang jelas soulmate akan membuat kita merasa nyaman didekatnya, mendengar ataupun berbicara kepadanya. (pokoknya nyambung banget gitu lah…)
Soulamate yang pasti suatu kerinduan dimana kita selalu dan ingin membutuhkanya baik disaat sedih maupun susah (he..he sama aja ya..) ataupun bahagia.

Nah, dari sini kita sering lupa, apa tujuan kita yang sebenarnya, "ingin merubah keadaan atau ingin dirubah keadaan"….?

Ups…! Bingung..???!!
Tenang dong..! bingung itu bagian dari proses pemahaman kok, kalau mau paham bukanya harus bingung dulu..? kurang sedap banget kan kalau langsung paham tanpa kebingungan dulu..?????are you ready

Atau kita bisa membagi kejiwaan manusia kedalam kedua aliran besar; yang pertama orang yang merasa soulmate itu adalah orang yang harus dicari, yang kedua adalah soulmate tidak lain adalah diri kita sendiri yang menyediakan diri sebagai belahan jiwa orang lain….!g'seharusnya di cari tapi rasa itu akan ada dalam hati kita tatkala kita mengenal orang lain so berkaitan dengan tema bukan?

Sebenarnya sah-sah saja kita mau pilih yang mana, namun kita juga harus melihat option yang lain pula, karena kalau kita terlarut dalam mencari soulmate kita, sedikit banyak kitalah yang akan cenderung sakit hati. Anda kecewa bukan jika mempunyai harapan yang besar namun kandas ditengah jalan begitu saja..?walaupun harapan itu kagak tercapai tapi keyakinan di hati yang perlu kita perjuangkan

Jika self talk kita sering bertanya "kapan ya aku menemukan soulmate ku..?" maka coba biarkan pikiran anda yang lain untuk berargument: "sudah layakkah aku menjadi prasyarat soulmate bagi orang lain..?"

Gampanganya, kita hanya harus mampu dan sengaja melihat pilihan atau option yang diciptakan pikiran kita yang lain, siapa tahu pikiran kita yang sering kita tolak jangan-jangan mampu memberikan solusi dari berbagai masalah kita, contoh kecilnya seperti mencari belahan jiwa kita ini kan..? kita hanya mengubah focus saja kok..! simple and dahsyat kan..?

Diakhir penghujung tulisan ini saya hanya ingin menekankan kembali, bahwa selain bekerja dengan semangat dalam level fisik (lahiriah) pergunakanlah atau izinkanlah hatimu untuk membantu (batiniah), fokuskan pada apa yang sering anda lalaikan, lihat dengan cermat segala kemungkinan yang ada, kurang lebih seperti itulah yang mas Erbe Sentanu katakan pada saya..

Oke guys, have fun.!!!
Salam senang selalu
And
Selalu lihatlah sisi yang lainya.

tentang spectrum




SPECTRUM

Sesuai dengan arti kata dasar dari
Spectrum adalah cahaya yang terurai menjadi beberapa tingkatan warna seperti pelangi. Hal ini menunjukkan bahwadiri kita memiliki level, rentang atau tingkatan yang berbeda–beda baik dari sisi kecerdasan, emosional dan kepribadian serta keterbatasan fisik maupun mental dan rentang yang berbeda itu menunjukkan banyaknya warna dalam diri mereka seperti pelangi. Pelangi datang dengan warna–warni yang berbeda namun memberikan kehangatan secara emosional bagi siapa yang melihatnya. Hal ini dapat dianalogikan dengan diri kita yang datang dengan karakteristik yang berbeda.